Main ski saat winter di Kleine Scheidegg Jungfrau Region Switzerland
Journey, Mancanegara

Main Ski di Kaki Eiger

Jungfraubahn dengan latar Mout Eiger Monch dan Jungfrau

Saat winter, kota kecil Kleine Scheidegg di Jungfrau Region menjadi pusat arena bermain ski.

 

Kemarin, stasiun kereta yang menjadi pusat kota ini penuh dengan orang yang hendak menonton Snowpen Air, pertunjukan musik tahunan di atas salju, yang diadakan setiap akhir musim dingin. Nggak heran kalau yang datang kemarin mencapai sepuluh ribu orang, dan masing-masing rela membayar 115 franc Swiss (sekitar 1,2 juta rupiah) karena pertunjukan musik itu menghadirkan penyanyi top Bryan Adams dan Kim Wilde, serta Daniel Kandlbauer dan Polo Hofer, dua musisi lokal Swiss.

Bahnhof Kleine Scheidegg Jungfrau Region Switzerland

Kesibukan para pemain ski di bahnhof alias stasiun kereta Kleine Scheidegg.

Tapi kini bekas-bekas panggung, tenda-tenda penjual makanan, toilet-toilet portabel, hingga kaleng-kaleng bir, semua sudah bersih, seperti tidak terjadi apapun. Yang ada di pelataran stasiun sekarang berbagai peralatan ski dan sepatu-sepatu yang dijejer rapi, ditinggalkan sementara di situ oleh para pemiliknya yang mungkin sedang makan. Rupanya, meski baru jam 10 pagi, mereka sudah datang ke sini lebih pagi lagi untuk bermain ski. Namun ini sepertinya baru awal, karena orang-orang yang datang dengan kereta dan membawa perlengkapan ski-nya juga makin banyak. Sebagian sudah mengenakan helm, goggles, dan sepatu ski yang berat, lengkap dengan pakain ski, sehingga jalannya seperti robot dan menimbulkan bunyi. Mereka menuju tempat bermain ski yang terletak di sisi kanan saya, menyeberangi rel, berlawanan arah dengan tempat pertunjukan musik kemarin.

Kursus Ski Buat Pemula

Dua instruktur ski dari Interlaken Tourism, Sandra dan Arlette, dan instruktur dari Jungfrau Railway, Martin, mengajak saya dan delapan teman lain menuju arena bermain ski.  Cuaca sangat cerah dan langit sedang biru-birunya, membuat kami tak sabar untuk segera meluncur di atas salju. Ups, maksud saya, segera belajar bermain ski, karena kami semua sama sekali nol pengalaman. Memakai sepatu ski pun baru kali ini, dan kemudian langsung terasa beratnya berlipat-lipat dibanding memakai sepatu gunung.

Jaringan kereta dan arena bermain ski Jungfrau Region Switzerland

Peta jaringan kereta dan arena bermain ski di Jungfrau Region.

Arena ski untuk yang sudah mahir ditandai dengan rambu-rambu warna merah dan konturnya lebih menukik. Kami masuk ke area Beginners Park yang lebih landai dan dilengkapi tongkat rambu-rambu berwarna biru, dan sebuah travalator di belakang kami. Travalator ini untuk membawa para pemain kembali ke area yang lebih tinggi karena kalau berjalan kaki menanjak sambil memakai papan ski pasti beberapa meter saja sudah keringatan, biarpun suhu udara sekarang -3 derajat celsius.

Standard
Grindelwald-First Jungfrau Region Switzerland
Journey, Mancanegara

Fly First!

Snowshoeing trekking di atas salju JUngfrau Region Switzerland

Jungfrau Region di Swiss menawarkan banyak wisata uji nyali saat winter. Salah satunya, terbang di atas salju.

 

Tepat pukul 14.05, kereta Berner Oberland-Bahn yang berwarna kuning-biru tua itu bergerak meninggalkan stasiun Interlaken Ost, dengan tujuan Grindelwald. Saya, terus-terang masih agak capek setelah terbang dari Jakarta-Singapura-Zurich sejak semalam, dilanjutkan 2,5 jam perjalanan darat ke Interlaken. Dan begitu baru sampai di Hotel Du Nord tempat kami menginap, host kami untuk media trip ini, Pennie, sudah mengajak kami bertujuh dari Indonesia untuk berkemas-kemas. Kami akan naik kereta gantung dan semacam flying fox di daerah First (baca: ‘first’).  Di hotel ini pula, kami bertemu dengan rombongan media dari Thailand yang berjumlah 5 orang, dan kami bersama-sama berjalan ke stasiun.

8 Puncak Gunung

Saya menjadi bersemangat kembali begitu mulai terlihat lagi rumah-rumah kayu bergaya tradisional Swiss dari kaca jendela tempat saya duduk. Tadi sewaktu bermobil menuju Interlaken dari Zurich, pemandangan rumah-rumah kayu bercat ‘ramai’ ini sudah saya temui, namun sekarang lebih sering lagi di sepanjang sisi rel ini. Dan keheranan saya masih sama, mengapa rumah-rumah yang umumnya bertingkat tiga itu sepi sekali, tidak kelihatan satu pun penghuninya?

Rumah kayu tradisional Swss di Jungfrau Region

Rumah-rumah tradisional Swiss yang full kayu dan jendela-jendela berhias bunga.

Kadang di depan rumah-rumah itu ada mobil parkir, namun tidak terlihat ada orangnya. Ditambah jarak antar-rumah yang berjauhan, saya membatin, pasti sepi sekali rasanya kalau tinggal di pedesaan Swiss. Apakah ini karena tanah negara ini masih luas, ataukah karena jumlah penduduknya yang terlalu sedikit? Sepertinya jawaban kedua lebih masuk akal, mengingat Interlaken yang bisa dianggap ‘kota’ saja, penduduknya hanya sekitar 6.000 orang.

Standard