Wat Phra Mahathat Ayutthaya Thailand
Journey, Mancanegara

Mengayuh Ayutthaya

Wat Chai Wattanaram Ayutthaya Thailand

Bersepeda menyambangi kuil-kuil di Ayutthaya dari pagi sampai petang, mencari Buddha yang terlilit akar pohon. Capek sih pasti, tapi puas!

 

Kereta api yang mengantar saya dari Stasiun Hualamphong Bangkok dari pukul 8.20 tadi pagi, pelan-pelan berhenti di Stasiun Ayutthaya, kota kecil 85 km utara Bangkok. Waktu menunjukkan pukul 9.40. Sungguh mengagumkan, kereta ekonomi yang bertiket hanya 20 baht –sekitar Rp 6.000– itu berangkat dan tiba tepat waktu.

Saya menyeberangi jalan di depan stasiun, mampir ke salah satu dari beberapa toko kelontong yang menyewakan sepeda dan sepeda motor untuk para turis yang ingin menglilingi Ayutthaya. Bekas ibukota Kerajaan Siam antara tahun 1350-1767 M ini memang kaya dengan kuil-kuil dan reruntuhan istana, dan itulah yang menarik para turis datang ke sini. Umumnya, para turis akan berjalan terus melewati deretan toko-toko ini, hingga sampai ke pier (dermaga) dan menyeberangi Sungai Pa Sak dengan perahu, bayar 4 baht. Dari sana mereka lalu bisa menyewa sepeda atau angkutan lain untuk mengelilingi kota yang telah ditetapkan UNESCO sebagai World Heritage Site sejak tahun 1991.

Stasiun Kereta Ayutthaya Thailand

Stasiun KA Ayutthaya. Suasananya mengingatkan pada stasiun kereta api di kota kecil di Jawa.

Tapi saya punya rencana lain. Mengingat saya hanya punya waktu satu hari di sini, maka supaya efektif, saya akan menyusuri bagian luar kota dulu, baru kemudian ke bagian dalam kota yang dikelilingi sungai, dan kembali ke stasiun kereta. Tujuan pertama saya adalah ke Wat Yai Chai Mongkhon.

King Naresuan Sang Idola

Sepeda mini warna pink yang saya sewa –sengaja memilih warna ini biar ngejreng– berjalan dengan lambat. Kata pemilik toko di depan stasiun, saya harus mengembalikan sepeda ini paling lambat pukul 6 petang, sebelum toko tutup. Ongkos sewanya 40 baht. Ada alternatif lain sebenarnya, yakni sepeda motor, dengan sewa 150 baht. Tapi saya tidak memilihnya karena dua alasan. Pertama karena saya tidak ingin menambah polusi udara, yang kedua karena saya tidak punya SIM.

Penyewaan sepeda dan motor di depan Stasiun Ayutthaya.

Penyewaan sepeda dan motor di depan Stasiun Ayutthaya. Pilih sepeda dong biar ramah lingkungan.

Bergerak ke selatan, jalanan yang sepi hanya sebentar saya temui, karena begitu membelok ke kiri, saya menemui Pridi Damrong Road yang lebar, dengan kendaraan dan bis-bis antarkota melaju cepat. Saya cek kedua rem tangan, yang ternyata tidak terlalu pakem, jadi saya mesti lebih hati-hati. Berbelok ke kanan dari perempatan yang ditandai dengan chedi (stupa) besar berwarna cokelat, saya melihat dua puncak chedi  Wat Yai Chai Mongkhon, yang salah satunya terlihat agak miring.

Standard

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *