Puncak Gunung Anak Krakatau, Lampung.
Indonesia, Journey

Di Atas Magma Anak Krakatau

Pendakian ke puncak kedua Gunung Anak Krakatau, Lampung.

Batu dan pasir yang kami injak akan segera memanas. Kami harus segera turun kalau tidak ingin kaki kami melepuh.

 

Ini memang akan menjadi perjalanan yang tidak biasa: mendaki salah satu puncak gunung paling berbahaya di dunia, Krakatau. Makanya ketika saya mengutarakan keinginan untuk ikut Fun Trip 2 Krakatau, istri saya langsung mendelik.

“Apa kamu gila? Kamu pikir aku lupa sama tayangan Super Volcanoes di National Geographic ya? Lagian, kamu kan bukan pendaki gunung!?”

Ya, ya, benar, Krakatau memang berbahaya, tapi dia tidak tahu bahwa saya waktu kecil pernah membaca buku tentang legenda kerajaan di Krakatau, dan sejak itu selalu terobsesi untuk bisa mendaki Krakatau. Dan sekaranglah kesempatannya. Mengapa saya harus lewatkan?

Pendaki Gen Z

Jumat malam sehabis pulang kantor, kami pun berkumpul. Semua ada 27 orang yang akan ikut dalam pendakian ke Krakatau, yang dikemas dengan nama Fun Trip 2 Krakatau. Dalam hati saya tertawa, bagaimana mungkin mendaki gunung seperti Krakatau disebut Fun Trip? Namun pemimpin rombongan, Budi Yakin, yang sudah beberapa kali mendaki gunung api di Selat Sunda ini, menjanjikan bahwa kami tak hanya mendaki Krakatau, namun juga akan berenang, snorkeling, dan berfoto-foto di pulau yang berpantai pasir putih. Wah, ini dia!

Para Gen Z pendaki Gunung Anak Krakatau

Para pendaki Gunung Anak Krakatau yang sebagian ternyata masih Gen Z.

Yang mengherankan saya, ternyata para peserta pendakian ini kebanyakan anak muda, dua di antaranya bahkan anak-anak. Yang bisa dianggap ‘tua’ hanya satu, yakni Roman Gerber, warganegara Swiss yang sudah 20 tahun tinggal di Bali, dan merupakan pendaki gunung sejati. Obsesinya adalah menaiki semua puncak gunung di Indonesia yang tingginya di atas 3.000 meter. Tahun ini saja, ia sudah 10 kali naik turun Gunung Agung di Bali. Ia membawa serta Marlon, putranya yang seorang peselancar profesional, yang membawa teman seumurannya, Thai.

Standard

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *