Pusat kotanya kecil, jalan-jalannya sempit dan banyak, namun setiap sudut Penang penuh dengan bangunan cantik.
Mau berlibur ke Pulau Penang dan membayangkan pulau itu seperti Bali? Jangan kaget dengan kenyataannya. Begitu keluar dari Bayan Lepas Airport dan menuju ibukotanya, George Town, jalanan macet. Di mana-mana berderet rapat apartemen yang menjulang tinggi. Di sisi kanan jalan, tampak Jembatan Penang mengular sepanjang 13.5 kilometer, menghubungkan pulau ini dengan daratan utama Malaysia.
Begitu memasuki George Town, kita segera terkaget-kaget lagi karena kota ini kontras sekali dengan pemandangan modern tadi. Hampir setiap sudut kota ini didominasi bangunan kuno. Mulai dari toko-toko etnis Tionghoa, penginapan dan hotel bergaya jadul, rumah-rumah tua berwarna-warni ngejreng, hingga gedung-gedung pemerintah bergaya kolonial Inggris. Jalan-jalan kecilnya membentuk sebuah labirin. Di sinilah kita menemukan Penang yang sebenarnya, pulau tempat bercampurnya berbagai budaya: Melayu, China, India, Arab, Inggris, Thai, dan konon… Jawa.
Kota yang didirikan tahun 1786 oleh Kapten Francis Light dan diberi nama sesuai King George IV yang memerintah Inggris saat itu, mempunyai pusat kota yang padat. Jadi, asyik untuk wisata jalan kaki. Pusat kotanya terdiri dari Chinatown yang membentang dari sisi barat yang dibatasi Lebuh (Jalan) Penang, hingga pantai timur di Lebuh Pantai. Di sini bisa ditemui klenteng, rumah-rumah kongsi milik berbagai klan Tionghoa, serta rumah-rumah China peranakan yang disebut rumah Babah dan Nyonya. Tak jauh di selatan Chinatown ada kompleks perdagangan Komtar dan Prangin Mall, ‘Mangga Dua’-nya Penang.
Tak jauh di utara Chinatown terletak Little India, di mana setiap tokonya menyediakan pernak-pernik yang berbau India: sari, kalungan bunga, kemenyan, gambar artis-artis Bollywood hingga buku-buku bekas dan kaki lima penjual teh tarik. Pantai yang bagus ada di Batu Ferringhi, agak jauh di barat kota, dan daerah yang berbukit ada di Stasiun Kereta Penang Hill dan Kek Lok Si Temple di sisi selatan.
Meski Penang lebih dikenal dengan fasilitas medisnya yang sering menjadi rujukan untuk berobat, tak ada salahnya juga kalau sambil berobat itu sekalian jalan-jalan, kan? Tapi, kalau punya waktu terbatas, dan bingung mau jalan ke mana dulu karena begitu banyaknya tempat yang bisa dilihat, jalan terbaik adalah membeli peta kota George Town, supaya bisa menentukan dari mana mulai jalan dan di mana berakhirnya. Beberapa spot wisata berikut ini hanya sebagian dari yang ada di Penang, dan ditulis karena menjadi tempat-tempat yang wajib dikunjungi.
KHOO KONGSI
Rumah kongsi ini dibangun oleh klan Khoo (khookongsi.com.my), salah satu dari 5 klan Tionghoa yang berpengaruh di Penang pada zamannya. Pendiri klan ini berimigrasi dari daerah Fujian, China Selatan, pada abad ke-17. Rumah kongsi ini, yang awalnya disebut Leong San Tong (Dragon Mountain Hall) pernah diratakan dengan tanah tahun 1894, lalu dibangun lagi tahun 1902 dan selesai 1906. Saat perang Dunia II rumah ini rusak berat, namun kemudian dilakukan renovasi besar-besaran sehingga menjadi cantik seperti sekarang.