Kami menemukan seekor tarsius yang bersembunyi di dalam gerumbul pohon, tidak jauh dari tanah. Tempatnya yang tersembunyi oleh daun-daunan membuat hasil foto saya kurang tajam.

Kantor pengelola Tarsier Sanctuary yang kondisinya mirip seperti di Indonesia.
Rupanya di hutan ini juga ada beberapa pengunjung lain yang tengah dipandu staf lain. Staf itu menunjukkan ke satu arah, dan Joannie pun membawa kami ke sana. Rupanya ada dua tarsier yang tengah asyik berduaan di gerumbul pohon, dan merasa tak terganggu meski kami intip.

Bertemu lagi dengan Si Mata Belo di Tarsier Sanctuary.
Tarsius keempat yang kami temui tengah bertengger di sebuah batang pohon yang melintang, tak jauh dari kepala kami. Tidak seperti pemandu tarsius di Sagbayan Peak, Joannie tidak menawari kami untuk menyentuh tarsius.
“Tarsius itu punya sifat suicidal. Kalau ia merasa stres, ia bisa bunuh diri dengan membentur-benturkan kepalanya ke batang pohon.”
Waah, ngeri juga. Untung tadi di Sagbayan Peak kami menolak untuk memegang tarsius. Di hutan ini tidak banyak tarsius, karena memang setiap tarsius sebaiknya mempunyai daerah jelajah sekitar satu hektar (100×100 meter). Jadi di hutan ini sebaiknya hanya ada sekitar 8-10 tarsius saja.
Sekitar setengah jam, tur pun selesai. Kami mampir melihat foto-foto tarsius di kantor pengelola, dan secara kebetulan bertemu Carlito Pizarras, petugas lapangan Tarsier Sanctuary. Dia dijuluki Tarsier Man, karena sejak usia 12 sudah melakukan pelestarian tarsius dan ikut aktif di lembaga non-profit ini sejak tahun 1997. Dia bahkan pernah ikut workshop internasional tentang tarsius di Manado tahun 2008.
Kami masih berkendara sekitar satu setengah jam lagi menuju Tubigon melalui kota Balilihan, lalu Catigbian, dan sampai di loket Starcraft di pelabuhan Tubigon sekitar pukul 5.30 sore. Kami sempat membeli calamay, dodol khas Pulau Bohol yang dikemas dalam tempurung kelapa, sebagai oleh-oleh. Begitu malam mulai menyapa, kapal pun bergerak meninggalkan Pulau Bohol. Selamat tinggal Chocolate Hills, selamat tinggal Tarsius Si Mata Belo…. [T]
BOKS:
Menuju Pulau Bohol
Kalau dari Manila, paling cepat adalah melalui Tagbilaran. Maskapai seperti Cebu Pacific mempunyai penerbangan langsung ke sini. Tagbilaran merupakan lokasi yang bagus karena berdekatan dengan Pulau Paglao, destinasi pantai yang sangat populer di Bohol. Angkutan umum maupun tur-tur ke Tarsier Sanctuary, Loboc River, dan Chocolate Hills banyak ditemui di sini. Umumnya tur hanya sampai Carmen, tidak sampai Sagbayan Peak. Angkutan umum juga lebih mudah dari Tagbilaran, meskipun tidak seramai seperti di Pulau Jawa.

Gereja-gereja kuno bakal sering ditemui di Pulau Bohol, seperti yang ada di Loboc ini.
Kalau dari Pulau Cebu, paling cepat dan murah melalui Tubigon memakai kapal cepat Starcraft (200 peso sekali jalan) yang punya banyak skedul setiap hari. Pesan tiket Starcraft melalui Ms. Fatima (+63 906 7896363) yang sekaligus juga bisa untuk pesan tur dengan Mr. Tony (+63 923 7422029). Tiket kemudian diambil di konter Starcraft di dekat Dermaga I Pelabuhan Laut Cebu City. [T]