Kawah Ratu Gunung Salak
Indonesia, Journey

Jalan Panjang ke Kawah Ratu

Di penunjuk itu tertulis Kawah Ratu 3,6 Km, Cidahu 8,6 Km, Puncak Salak I 11,1 Km. Saya tertegun. Masih 3,6 km lagi? Bukankah tadi penunjuk jarak di awal pendakian menyebutkan 1,3 km? Mengapa kini jaraknya makin panjang? Padahal sepertinya kami sudah menempuh separuh perjalanan.

Tak jauh dari pohon ini, saya temukan juga patok nomor 62. Saya tak sempat berpikir panjang tentang keanehan ini, karena Boy dan Rai, seperti biasa, lebih dulu ngebut setelah Boy yakin bahwa jalur treking dengan penunjuk arah yang sekarang ini adalah jalur yang benar.

Setelah 20 menit berjalan melalui jalur treking yang sempit, menanjak, dan sebagian medan yang datar tergenang air, saya sampai ke sebuah sungai yang cukup besar dan berbatu-batu. Sebuah papan pengumuman di sini menyebutkan, di sinilah tempat mengisi bekal air sebelum naik ke Kawah Ratu. Kami pun mengisi ulang botol air kami.

Sungai kecil di dekat Kawah Mati I Gunung Salak.

Sungai kecil yang eksotik dekat Kawah Mati I.

Perlu waktu 15 lagi sebelum kami sampai ke daerah yang hutannya porak-poranda seperti habis diamuk badai. Tanah di sini berwarna putih, dengan batu-baru berwarna putih dan kuning kecokelatan bertebaran berselang-seling dengan batang-batang pohon yang roboh. Sebuah sungai kecil mengalir tenang dengan bebatuan di dasarnya berwarna putih kelabu. Ini yang dinamakan Kawah Mati I, yang sudah tidak aktif lagi.

Kami sampai di Kawah Mati II, yang kondisinya hampir sama, 40 menit kemudian setelah menembus jalur treking yang makin rapat dan berbatu-batu. Di kawah yang digenangi air ini kami hanya menemui pokok-pokok kayu mati dan lumut yang tumbuh sporadis di beberapa tempat. Menurut keterangan di sebuah buku pendakian gunung, di sisi kanan area ini ada Danau Sanghyang yang menjadi tempat orang-orang berziarah mencari berkah. Tapi saat itu kami lewatkan saja karena kami ingin cepat-cepat sampai ke Kawah Ratu.

Kawah Mati I Gunung Salak

Kawah Mati I yang menyisakan lumut dan pokok kayu.

Sekitar pukul 9.30 pagi, akhirnya dari kejauhan kami lihat juga tempat yang cukup lapang dan dipenuhi kabut asap berwarna putih: Kawah Ratu!

Hujan gerimis menyambut kami begitu kami sampai di tempat terbuka yang tanahnya hampir semua berwarna putih, dan asap mengepul tak henti-hentinya dari beberapa sumber asap di sisi kiri kami. Sekurangnya ada 10  sumber asap, mulai dari dekat kami berdiri, di lembah yang menuju sungai di depan bawah sana, hingga di bukit di belakang sungai. Luas area kawah ini kira-kira 100×100 meter. Asap membubung tinggi hingga menyelimuti hutan dan puncak gunung di atas-belakang kawah ini. Kalau saya mendaki sampai Puncak Salak I pun rasanya percuma, karena pasti pemandangan akan putih semua tertutup kabut asap, di samping batuk-batuk, sesak napas, dan mata perih.

Ternyata, patok penanda jalur yang kami temui di area ini bernomor 49. Jika patok di awal treking tadi 85, dikurangi 49 ini berarti kami menjalani 36 patok alias 36 Hektometer, alias 3,6 kilometer. Hmm, jangan-jangan…  dua penunjuk jarak yang tadi kami temui dipasang tertukar? Tapi, ah, nanti saja saya pikirkan, saya mau foto-foto dulu!

(Catatan: Beberapa hari kemudian, setelah hitung sana hitung sini dan melihat foto kedua penunjuk jarak, ternyata memang benar, keduanya dipasang tertukar. Yang “Kawah Ratu 3,6 Km” seharusnya dipasang di patok 85, dan yang “Kawah Ratu 1,3 Km” seharusnya dipasang di patok 62. Sungguh menyedihkan, tidak ada yang tahu tentang kesalahan ini, termasuk pemasang dan petugas Taman Nasional!).

Standard

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *