Journey, Mancanegara

Bertemu Wajah Sendu Helene Sedelmayer

Gallery-of-Beauties-Schloss-Nymphenburg

Sudut yang tak pernah sepi oleh pengunjung di Gallery of Beauties.

Salah satu ruang di paviliun ini, yang dulunya ruang makan, di masa pemerintahan King Ludwig I (1825-1848) diubah menjadi galeri favorit sang raja. King Ludwig I memerintahkan pelukis Joseph Stieler untuk melukis 36 wanita cantik yang berasal dari berbagai kelas masyarakat di Bavaria pada masa itu. Salah satu lukisan Stieler, Luise Baroness von Neubeck, hilang entah ke mana. Tahun 1861 pelukis Friedrich Duerck menambahkan lukisan Carlotta von Breidbach-Buerresheim dan Anna Greiner ke galeri ini.

Namun yang paling terkenal dan menjadi favorit pengunjung adalah lukisan Helene Sedelmayer (lahir 12 Mei 1813), yang saya lihat di buku panduan wisata Munich itu. Dia anak dari seorang pembuat sepatu di desa Trostberg dekat kota Traunstein. Saat berusia 14 tahun dia pergi ke Munich dan menjadi pelayan lalu kurir di sebuah toko mainan di Brienner Street. Di sana dia bertemu King Ludwig I, dan akhirnya dilukis oleh Stieler pada tahun 1831. Di tahun yang sama dibuat salinan lukisannya dan terjual seharga 400 florin – koin emas Jerman. Tahun 1834 dibuat lagi salinan lukisannya dan terjual seharga 500 florin. Namun kedua salinan lukisan itu hingga sekarang tak diketahui keberadaannya.

Lukisan-Helene-Sedelmayer-Schloss-Nymphenburg

Apa yang kau pikirkan Helene Sedelmayer?

Lukisan Helene ada di deretan bawah dinding galeri. Tak heran ini menjadi spot yang paling banyak diincar pengunjung, dan saya mesti menunggu beberapa menit untuk bisa menikmati wajah gadis yang dijuluki Schoene Muenchnerin (Si Cantik dari Munich) ini.

Lukisan-lukisan Stieler ini begitu alami dan hidup, seperti sudah ada studio foto saja di masa itu. Mengamati lukisan Helene, dengan dahinya yang sedikit lebar, hidung dan bibirnya yang mungil, serta pandangan matanya yang antara lugu dan setengah kosong menerawang ke samping atas, membuat saya lama-lama tenggelam dalam penyelidikan tentang apa kira-kira yang tengah dipikirkannya. Duh, andai saja saya punya waktu lebih banyak di Munich…

Lola-Montez-Schloss-Nymphenburg

Lola Montez, sang penari yang bisa membuat raja turun tahta.

Ada satu lagi lukisan penari Spanyol Lola Montez (lahir 1823), yang menjadi tokoh paling kontroversial dan bahkan memicu revolusi di Bavaria tahun 1848, karena dianggap berbuat skandal dengan Sang Raja – meskipun Lola bersumpah bahwa dia tidak melakukannya. Revolusi rakyat itu membuat King Ludwig I turun takhta dan digantikan anaknya, Maximilian II Joseph. Lola sendiri diusir dari Munich, dan setelah beberapa kali pindah tempat ke Australia, Inggris, dan Amerika, akhirnya meninggal di New York pada usia 42 tahun.

Hari makin senja, dan gerimis yang tak juga reda memaksa saya untuk hanya sesaat menikmati taman belakang istana. Sebelum pulang, saya membeli buku King Ludwig I’s Gallery of Beauties. Saya akan membawa kenangan bersama 36 wanita cantik Bavaria ini ke Indonesia… [T]

KETERANGAN:
Foto utama Dokumentasi Schloss Nymphenburg.

Standard

4 thoughts on “Bertemu Wajah Sendu Helene Sedelmayer

    • Wahh, coba ditanyain sama temen Mbak Suci itu, apa dia ada darah keturunan Jerman? 😍
      Soalnya beberapa wanita lain yang dilukis di galeri itu juga punya riwayat hidup yang unik-unik, semuanya diceritakan di dalam buku yang aku beli di museum itu (cuma aku nukil 2 orang saja di artikel ini).

  1. Setiap melihat lukisan wajah dan fashion Eropa jaman jadoel itu saya suka termenung. Fashion tastenya sungguh unik bahkan dalam beberapa gaya rasanya rada “aneh” di mata saya. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. No wonder jika sekarang setiap nonton atau melihat foto-foto Paris Fashion Week, selera itu kembali.
    BTW luas dua ratusan hektar gitu enaknya ditelusuri pake otoped atau motor listrik kali ya Mas. Bawa payung lebar, bekal makanan dan minuman berliter-liter hahahaha.

    • Kalau aku itu lebih ke mengagumi sebegitu natural dan hidupnya ya lukisan-lukisan itu, mirip sama orang sekarang yang foto di studio foto.
      Iya sepertinya mesti bawa sepeda listrik buat keliling taman belakang. Orang lokal sendiri kayaknya nggak eksplor semuanya karena luas dan sepiii banget. Pake sepeda juga kayaknya bakal seharian karena banyak paviliun, kapel, labirin, dan tempat-tempat unik lain yang dulu digunakan oleh keluarga raja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *