Come on, Pak Supir. Mooove!
Sudah menjadi rahasia umum, orang Indonesia itu sukanya telat alias tidak tepat waktu. Entah itu telat memulai konferensi pers, telat datang ke pesta, telat ikut ini-itu, dan sebagainya dan sebagainya. Tidak cuma saat berurusan dengan sesama orang Indonesia sendiri, tapi yang lebih memalukan, juga saat berurusan dengan orang-orang dari negara lain.
Sudah tentu, saya, berusaha menghapus kesan suka telat itu sebisa mungkin. Meski, ternyata, akhirnya masuk juga ‘menjadi bagian’ dari orang-orang yang telat itu! Tiga kali malah, dan semuanya terjadi saat di Bangkok, saat saya mengikuti event internasional tentang travel and tourism!
Jangan keburu sewot dulu. Baiklah saya jelaskan sebab-musababnya kenapa saya sendiri sampai mengalami hal yang memalukan itu sampai tiga kali.
Pertama saat mengikuti Thailand Travel Mart (TTM) kira-kira setahun lalu. Di samping diundang untuk melihat pameran wisata dan produk-produk Thailand, para undangan dari berbagai negara -termasuk saya- mendapat juga complimentary tour ke Chachoengsao, kira-kira 2 jam perjalanan ke timur dari Bangkok, dan ke Chiang Mai serta Chiang Rai, Thailand Utara.
Nah, masalah terjadi ketika hendak ke Chachoengsao. Malam sebelumnya, sewaktu pulang dari acara TTM, saya sudah diwanti-wanti Ms. Liem, tour guide kami, untuk sudah duduk manis di bis yang menunggu di depan hotel, tepat jam 8 pagi. Tentunya bersama para peserta tur yang lain. Tapi, dasar baru pertama kali ke Bangkok, habis pulang dari TTM itu -baru jam 10 malam- saya gunakan untuk pergi ke Bed Supperclub. Apa lagi, kalau bukan… liputan! (Bener loh, liputan. Tulisan tentang klub ini kemudian masuk di majalah Garuda).
Yeah, saya enjoy sekali di klub ini, hingga baru pulang ke hotel ketika klub sudah tutup, jam 2 pagi! Sebelum tidur, jam 3 pagi, saya set alarm handphone ke jam 5.
Perasaan, saya mematikan alarm handphone itu ketika berbunyi. Tapi kemudian saya… tidur lagi! Saya terbangun lagi oleh bunyi telepon di kamar. “Pak Teguh, Anda sudah ditunggu di bis, sekarang juga!” suara Ms. Lim di ujung sana terdengar tegas.
Saya gelagapan. Saya lihat jam, ternyata sudah jam 8.15! Mati deh saya. “Ok, sebentar, saya mandi dulu,” kata saya. “Tidak usah, langsung turun saja sekarang, atau Anda kami tinggal!”
Oops, kalau saya sampai ditinggal, bagaimana reputasi saya dong. Secepat kilat saya cuci muka dan menyikat gigi sekadarnya, terus langsung turun. Kaos, celana, semuanya tidak sempat saya ganti. Jadi yang nempel di badan ya yang saya pakai semalam, dan juga saya pakai tidur.
Ms. Lim berdiri di dekat pintu bis, dan begitu saya melihatnya, saya ngeles.” Aduh maaf sekali, tadi malam saya liputan ke Bed Supperclub sampai jam 2….” Mungkin karena melihat muka saya yang kusut masai, Ms. Lim jadi nggak tega marah. Begitu saya masuk bis, dia mewakili saya minta maaf ke para peserta tur lain yang sudah cembetut. Dia bilang, “Mohon bisa dimaafkan, salah satu teman kita ini bangun kesiangan karena dia terlalu bersemangat meliput tentang Bangkok untuk majalahnya.” Yesss! Thanks Maam!
Sampai siang itu saya tidak mandi. Saya baru bisa mandi setelah mengunjungi Rainbow Arokaya Resort & Spa di Chachoengsao. Setelah mencoba fasilitas dome di spa itu (mesti naked, terus selonjor di dalam tabung yang berfungsi seperti alat sauna). Karena keringetan banget, tentu saja ini alasan yang bagus untuk mandi, hehehe!
Telat yang kedua dan ketiga (!) terjadi beberapa hari lalu, ketika saya diundang untuk menerima award Friends of Thai. Saya, bersama para penerima award dari negara-negara ASEAN, dijadwalkan untuk dinner dengan direktur Tourism Authority of Thailand (TAT) untuk kawasan ASEAN, Mrs. J, jam 6 petang. Dari Indonesia sendiri ada dua penerima, saya dan Pak W dari Airasia. Dinner-nya di mana, nah ini yang belum jelas. Saya cuma dibilangin oleh panitianya, “Jam 6 sudah harus di lobi bawah ya!”
Saya menginap di Centara Grand Hotel, tepat di samping Centralworld, Ratchaprasong, Bangkok. Hotel ini baru dibuka sebulan lalu dan masih bau cat. Saya diberi tahu, lobinya ada 2, yakni di lantai dasar dan lantai 23 (Sky Lobby). Di lantai 1, lantai 23, 24, dan lantai 55 juga ada restoran-restoran. Saya sendiri menginap di lantai 41, sementara teman saya di lantai 39.