Kereta Api Serayu jurusan Pasar Senen-Purwokerto
Indonesia, Journey

Kereta Penuh Drama

Kerajinan gerabah Plered, Purwakarta

Sekalinya naik Kereta Api Serayu, ada-ada saja kejadian yang bikin sakit perut.

 

Kursi nomor 16A yang tertera di tiket kereta saya itu ternyata sudah diduduki penumpang lain, seorang lelaki berumur sekitar 50 tahun. Satu kakinya diangkat ke kursi kereta, menopang tangannya yang memegang ponsel yang tengah dia cas ke colokan listrik di bawah jendela kaca. Sambil memandangi layar ponsel, kepalanya bersandar santai ke kursi kereta yang tidak bisa dicondongkan ke belakang karena berbagi dengan penumpang lain. Ini memang kereta ekonomi, bukan eksekutif.

Melihatnya sudah pewe begitu, saya tak tega menyuruhnya untuk menggeser duduknya. Jadi saya mengalah, duduk di sampingnya, nomor 16B.

Belum juga satu menit, seorang wanita muda berhijab dan memakai masker duduk di kursi samping saya, 16C, membuat saya kini diapit penumpang di kanan-kiri. Tepat di depan saya, seorang kakek berusaha membujuk kedua cucunya -laki-laki dan perempuan- untuk duduk tenang karena kereta mau berangkat. Kursi-kursi lain di kereta ini hampir semuanya penuh terisi penumpang. Namun kereta tetap nyaman karena AC berfungsi dengan baik. Kondisi hampir fully booked ini persis seperti gambaran saat saya memilih nomor kursi di menu booking tiket kereta di aplikasi Tiket.com, yang hanya menyisakan beberapa tempat duduk kosong. Mungkin karena ini Jumat pagi, dan orang-orang mau pulang kampung.

Tiket kereta api Serayu jurusan Pasar Senen-Purwokerto

Kursi saya, nomor 16A, yang ternyata sudah diduduki penumpang lain.

Bapak yang menduduki kursi saya tadi mau ke Maos, Cilacap. Sedangkan Mbak yang duduk di kursi 16C mau ke Cimahi. Si Kakek beserta cucu-cucu dan anggota keluarga lain di kursi belakangnya akan ke Purbalingga. Nanti mereka akan nyambung lagi naik bus karena kereta ini hanya sampai Purwokerto, kota tetangganya.

Saya sendiri mau ke Plered, kecamatan yang menjadi sentra industri gerabah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Saya sudah tiga kali ke kota kecil ini, tapi selalu naik mobil. Selain melihat proses pembuatan gerabah yang menurut saya amazing dan bikin kangen untuk melihatnya lagi, hal lain yang selalu menjadi keheranan saya adalah, apakah benar ada kereta api yang lewat dan berhenti di Stasiun Plered. Mengingat, jalur kereta yang melewati kota ini sama dengan jalur yang dipakai kereta Argo Parahyangan yang ke Bandung dan juga kereta-kereta jarak jauh lain yang melewati jalur selatan via Bandung.

Tapi anehnya, dari tiga kali ke Plered itu saya sama sekali tidak pernah disalip atau berpapasan dengan kereta api, meskipun jalur kereta ini kadang bersisian dengan jalan raya Purwakarta-Plered. Begitu juga kalau naik kereta Argo Parahyangan ke Bandung, saya kok tidak pernah merasa melewati Stasiun Plered ya? Apa saya yang nggak memperhatikan saja?

Itulah sebabnya ketika saya membaca pengumuman lomba #TiketKemanapun dari Tiket.com di Kumparan.com, mendadak saya tergelitik untuk mencari tahu, ada nggak sih dan bisa nggak sih saya naik kereta dari Jakarta dan turun di Plered, dan balik lagi ke Jakarta dari Plered juga?

Dan begitu saya mencarinya  melalui menu tiket kereta di aplikasi tiket.com (atau klik https://www.tiket.com/kereta-api untuk versi desktop), eh, bener lho, ternyata ada tuh kereta ekonomi Serayu 216 dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Berangkatnya pukul 09.15 pagi dan berhenti di Stasiun Plered pukul 11.28. Juga ada kereta Serayu 215 yang berangkat dari Stasiun Plered pukul 14.55 sore dan sampai di Stasiun Pasar Senen pukul 17.13.

Wah, ini jadwalnya ideal sekali buat orang yang susah bangun pagi kayak saya, hahaha! Juga bagus buat yang ingin trip pulang hari saja ke Plered dari Jakarta, entah untuk memotret human interest aktivitas orang membuat gerabah, ataupun memborong vas bunga, pot, guci, celengan, atau berbagai suvenir dari gerabah. Ataupun… buat yang ingin berwisata kuliner Sate Maranggi, karena Plered dan Purwakarta terkenal akan kuliner sate unik ini. Kalau mengendarai mobil sendiri mungkin lancar, tapi mungkin juga macet. Kalau naik bus, saya lihat jarang sekali atau bahkan mungkin tidak ada yang ke Plered dari Jakarta.

Standard