Dengan hanya memakai lensa tele, kita bisa lebih fokus dalam memotret festival.
Memotret festival itu hectic tapi menyenangkan. Terlebih Indonesia adalah negeri yang kaya festival. Hampir tiap bulan ada festival, bahkan kadang di minggu yang sama ada beberapa festival.
Dari berbagai kesempatan meliput festival seni dan budaya, pengalaman mengajarkan bahwa untuk menghasilkan foto yang unik, colorful, dan tajam, maka kemampuan mengejar momen dan fokus pada satu subjek saja yang benar-benar unik, menjadi sangat penting. Karena itu saya sering hanya memakai satu lensa yang benar-benar saya percayai kualitasnya, dan tidak mengganti-ganti dengan lensa lain selama memotret. Dengan cara ini, saya menjadi lebih fokus terhadap apa yang ingin saya foto, tidak terganggu pemikiran untuk mengganti-ganti lensa yang kadang membuang waktu dan membuat saya kehilangan momen.
Salah satu lensa tele zoom standar yang sering saya pakai adalah Nikkor AF-S 55-200 mm f/4-5.6 ED VR. Ini bukan lensa profesional, dan dipasangkan dengan Nikon D40 yang ‘jadul’ -resolusinya cuma 6 megapiksel- serta flash tambahan SB-400 sepertinya bukanlah ‘tim juara’. Tapi dengan kamera di-set ke mode Program, ISO disetting supaya kecepatan shutter-nya di atas 1/60 detik (di atas 1/200 detik lebih bagus), dan flash SB-400 sudah nangkring di dudukannya, saya siap membuat foto-foto yang bagus.
Selain karena sudah terbukti menghasilkan gambar yang tajam dengan warna maknyus, ada beberapa alasan lain mengapa saya lebih memilih lensa tele ini dibanding lensa wide atau fixed.
Pertama, saya lebih leluasa memotret dari jarak yang cukup jauh, karena pada umumnya dalam festival, peserta membutuhkan tempat yang lebih luas agar bisa bergerak leluasa.
Kedua, dengan jarak yang cukup jauh, subjek tidak merasa ‘terintimidasi’ saat difoto candid.
Ketiga, dengan ruang bidik yang lebih sempit, kita dipaksa untuk lebih fokus ke Point of Interest yang sebenarnya kita incar. Kita juga tidak perlu lagi meng-cropping foto karena tidak ada lagi space yang sia-sia.
Keempat, lensa tele sekaligus juga bisa menjadi lensa portrait, karena biasanya wajah peserta festival merupakan bagian paling menarik untuk difoto. Namun lensa tele juga masih fleksibel untuk mengambil foto yang lebar asal kita bisa mengatur jarak.