Berawal dari keinginan Pangeran Norodom Sihanouk untuk mempunyai tempat menginap yang layak bagi tamu-tamunya, kini guesthouse itu menjadi sebuah resor eksklusif, Amansara.
Staf resor yang menjemput saya di pintu kedatangan Bandara Siem Reap itu dengan sopan membukakan pintu mobil Mercedes Benz 322, sementara sang supir dengan sigap membukakan bagasi untuk menaruh kopor saya. Saya sempat tertegun, karena baru kali ini dijemput dengan sebuah Mercedes antik saat hendak menginap di sebuah resor. Jok-jok mobilnya masih empuk, bersaput sarung warna putih. Sebuah radio tua di tengah-tengah dashboard, berdampingan dengan setir yang sama tuanya, mengingatkan saya pada film-film tentang era 60-an.
Sepanjang jalan, kanan-kiri berupa pedesaan yang menyerupai desa-desa di Jawa saat musim kemarau, kusam berdebu, dan bertanah kemerahan. Namun ini tak lama, karena mobil lalu memasuki kota dengan suasana yang lebih ceria. Saat melewati bangunan berpagar tembok putih memanjang, mobil pun memperlambat kecepatan, lalu melewati sebuah gerbang yang dibuka perlahan oleh seorang penjaga. Pohon-pohon teduh menaungi area ini, dengan kerikil-kerikil kecil menutupi seluruh permukaan halaman.
Saya, seperti banyak orang yang pertama sampai ke tempat ini, mungkin tidak menyangka kalau bangunan di balik tembok ini dulu sebuah guesthouse milik Pangeran Norodom Sihanouk, raja dan kepala negara Kamboja pada saat itu.
Setelah Kamboja merdeka tahun 1953, negeri ini mulai berbenah dan membangun di segala bidang, termasuk membangun jalan, jembatan, rumah-rumah sakit, dan gedung-gedung pemerintah. Para arsitek muda Kamboja kembali dari Prancis untuk ikut membangun negeri, dan membawa semangat baru dalam desain bangunan, yang disebut New Khmer Architecture. Aliran arsitektur ini memadukan budaya tradisional Kamboja dan gaya modern yang tidak ada sebelumnya.
Saat inilah, seorang arsitek Prancis, Laurent Mondet, yang sudah tinggal di Kamboja sejak masa kolonial Prancis, ditugaskan oleh Sihanouk untuk membangun dua guesthouse negara. Pertama Villa Princiere di Siem Reap, dan satu lagi di Kep, di provinsi Kampet, Kamboja Selatan.
Berbeda dengan bangunan-bangunan lain milik kerajaan yang berkesan mewah, kompleks Villa Princiere ini bergaya sangat modern namun low-profile. Bagian depan berupa bangunan penerima tamu berbentuk setengah lingkaran, lalu ruang makan keluarga, sebuah bangunan besar berbentuk lingkaran untuk tempat makan para tamu, dua buah kolam renang di tengah-tengah, dan empat suite yang menempati sudut-sudut lainnya.