Phuket FantaSea menyediakan aneka suvenir yang menggoda, bidadari-bidadari yang bisa terbang, dan kegembiraan untuk semua usia.
Petang itu, suasana gembira sudah mulai terasa begitu saya memasuki pelataran depan Phuket FantaSea, di sisi utara jalan yang menuju Pantai Kamala. Tiga orang gadis, yang tampaknya dari Jepang, bergantian berfoto di depan patung kinnaree (bidadari berbadan separuh burung) yang berpose melayang di dekat tempat menurunkan pengunjung.
Tak jauh dari kinnaree ini, di sebelah timur, berdiri bangunan loket tiket dengan desain tiang-tiang yang besar dan berhias kepala-kepala gajah berwarna emas. Namun tak banyak orang yang antri membeli tiket di sini. Mungkin karena sebagian besar pengunjung mengurus tiket masuk FantaSea melalui hotel atau agen-agen perjalanan di Phuket.
”Sawasdee ka.” Seorang gadis berpakaian tradisional Thai dengan sopan memberi salam dan meminta tiket yang saya pegang, lalu mengelupaskan bagian untuk pengunjung dan menempelkannya di baju saya. Dia menanyakan sesuatu dalam bahasa Thai, yang tentu saja tidak saya mengerti. “Pasti saya dikira orang Thailand lagi!” pikir saya.
Sudah beberapa kali saya mengalami hal seperti ini. Ketika saya bilang saya dari Indonesia, dia minta maaf, lalu menanyakan dalam bahasa Inggris, apakah saya akan langsung dinner ataukah melihat-lihat suasana dulu. Saya memilih yang kedua. Dia lalu menunjukkan cara menuju restoran tempat dinner, lalu meninggalkan saya untuk menyambut tamu-tamu lain yang datang dengan kereta-kereta beroda yang dimiliki Phuket FantaSea.
Saya mampir sebentar ke Magic Mountain, bukit-bukit buatan yang mengambil bentuk seperti pulau-pulau karang di sekitar Phuket, dan di bawahnya ada telaga kecil berisi patung putri duyung dan beberapa figur dalam mitos Thailand. Setelah melewati pemeriksaan logam di pintu masuk, dua orang berpakaian topeng hantu warna-warni khas propinsi Loei, Thailand Timur Laut, menyambut saya. Namun mereka segera dikerubuti para pengunjung lain yang minta foto bersama.
Bagian ini adalah Carnival Village, di mana berderet kios-kios yang menyajikan kerajinan khas Thailand. Seorang pria sedang mendemokan cara membuat miniatur-miniatur sepeda motor dari bahan kabel. Di sampingnya ada kios yang menampilkan gelas-gelas berhias jeli warna-warni. Hmm, rasanya seperti memasuki Dunia Fantasi Ancol, Jakarta, Hanya saja di sini nuansa mempromosikan produk-produk kerajinan dan industri kecil Thailand lebih terasa.
Mulai beroperasi pada 6 Februari 1999 dan menjadi satu-satunya nighttime cultural theme park di Phuket, FantaSea ini tampak seperti masih baru saja. Dan rapi. Bahkan belum lama taman rekreasi ini menambah tiga fasilitas baru, yakni Tiger Adventure Safari, Similan Entertainment Center, serta Songbird Luminarie.
Hanya ada satu jalan utama tempat pengunjung berjalan-jalan di kompleks taman seluas 140 akre ini. Di tiket yang saya pegang ada denah taman ini, yang memanjang, dengan kanan-kiri dipenuhi toko-toko suvenir dan aneka tempat permainan. Namun saya belum bisa membayangkan seberapa besar sebenarnya kompleks taman rekreasi ini.
Saat hendak memasuki bangunan berbentuk mulut Hanuman di kanan saya, dari depan muncul serombongan anak-anak muda berpakaian tradisional Thailand. Mereka tampaknya hendak mengadakan happening art di tempat dua orang berpakaian hantu tadi.